S1-Sistem Informasi

Prodi Sistem Informasi menunjukkan komitmennya untuk terus meningkatkan kualitas pengajaran dan kemampuan analisis dosen dalam bidang Rekayasa Perangkat Lunak (RPL). Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mengirimkan dosen-dosen mereka ke pelatihan bertema Business Process Modeling Notation (BPMN) yang diterapkan dalam System Development Life Cycle (SDLC). Pelatihan ini diharapkan dapat memperkaya kompetensi dosen dalam analisis dan perancangan sistem informasi berbasis BPMN.

Business Process Modeling Notation (BPMN) adalah salah satu alat yang digunakan untuk memodelkan proses bisnis secara visual, yang memudahkan pengembangan perangkat lunak dan sistem informasi. Dalam konteks SDLC, BPMN memberikan kerangka yang jelas untuk memahami proses bisnis dan bagaimana sistem akan berinteraksi dengan proses tersebut. Pemahaman ini menjadi penting untuk memastikan bahwa setiap tahap pengembangan perangkat lunak, mulai dari analisis kebutuhan hingga desain sistem, mencerminkan kebutuhan bisnis yang sesungguhnya.

Pelatihan BPMN yang diikuti oleh dosen Prodi Sistem Informasi dirancang untuk memperdalam pemahaman dan keterampilan mereka dalam menggunakan notasi BPMN, serta mengintegrasikannya dengan alur kerja SDLC. Berikut ini adalah beberapa topik utama yang dibahas selama pelatihan:

1. Konsep Dasar BPMN
   Sesi ini memberikan pemahaman dasar mengenai konsep, tujuan, dan manfaat BPMN dalam analisis dan desain sistem. Dosen diajarkan bagaimana BPMN dapat menyederhanakan pemodelan proses bisnis yang kompleks menjadi diagram visual yang mudah dipahami oleh semua pemangku kepentingan.

2. Pengenalan Camunda
   Camunda adalah alat open-source yang digunakan untuk mendukung implementasi BPMN. Dalam sesi ini, peserta diperkenalkan pada fitur-fitur utama Camunda, termasuk bagaimana alat ini dapat digunakan untuk membuat dan mengelola diagram BPMN, serta mengintegrasikan diagram tersebut dengan sistem yang lebih besar.

3. Elemen Notasi BPMN
   Pada sesi ini, peserta pelatihan mendalami berbagai elemen notasi BPMN, seperti start event, end event, activities, gateways, dan data objects. Pemahaman yang mendalam terhadap setiap elemen ini penting untuk memastikan bahwa diagram BPMN yang dibuat dapat merepresentasikan alur kerja dengan benar dan konsisten.

4. Menggunakan Elemen Notasi BPMN
   Setelah memahami elemen-elemen dasarnya, peserta diajarkan cara menggunakan elemen-elemen tersebut dalam konteks nyata. Mereka diberikan studi kasus untuk memodelkan proses bisnis tertentu, baik yang sederhana maupun yang kompleks. Studi kasus ini membantu peserta memahami bagaimana BPMN dapat digunakan untuk mengatasi berbagai skenario bisnis.

5. Analisis Kelemahan Sistem
   Salah satu kemampuan yang dikembangkan selama pelatihan adalah menganalisis kelemahan sistem yang ada menggunakan BPMN. Dengan diagram BPMN, dosen dapat melihat dengan lebih jelas titik-titik kritis dalam proses bisnis yang mempengaruhi efisiensi dan efektivitas sistem informasi.

6. Analisis Kebutuhan Sistem
   Tahap ini berfokus pada bagaimana BPMN dapat digunakan untuk menganalisis kebutuhan sistem berdasarkan alur kerja yang ada. Peserta diajarkan untuk mengidentifikasi area-area yang perlu ditingkatkan atau diotomatisasi, serta bagaimana desain sistem baru dapat memenuhi kebutuhan tersebut.

Dengan mengikuti pelatihan ini, dosen Prodi Sistem Informasi diharapkan dapat meningkatkan kompetensinya dalam memberikan pengajaran yang lebih aplikatif kepada mahasiswa. Pemahaman yang mendalam terhadap BPMN dan implementasinya dalam SDLC akan membantu dosen memberikan pengalaman belajar yang lebih relevan bagi mahasiswa, khususnya dalam mata kuliah terkait analisis dan desain sistem.

Selain itu, pelatihan ini juga membuka peluang bagi Prodi Sistem Informasi untuk mengembangkan kurikulum yang lebih terarah dan berbasis kebutuhan industri. Pengetahuan tentang BPMN dan alat bantu seperti Camunda memungkinkan prodi untuk lebih menyesuaikan diri dengan tren dan kebutuhan terkini dalam dunia pengembangan perangkat lunak.